Tuesday, February 7, 2012
LURUSKAN !.......tulang rusuk itu perlahan, TUHAN pasti memberkati
Wednesday, February 1, 2012
7 tentang diri
Thursday, March 19, 2009
MEMANG SULAP MEMANG SIHIR
Coba kalau kita mau jujur, ungkapan diatas(judul) yang benar, bukan yang selama ini kita tahu, yaitu idiom2 yang suka disampaikan oleh Tk obat atau Pesulap dimana mereka suka mengatakan “Bukan Sulap Bukan Sihir”, kadang2 ditambahi dengan “Satu Ilmu Satu Guru Jangan Ganggu”, disini jelas2 tk Sulap atau Tk Obat dipinggir jalan menipu tetapi KITA tetapi memang Kita senang ditipu, dibohong2in, yang lebih kacau yach dibodohin, makanya Londo Edan, iku lho Belanda dan penjajah yang lainnya betah dinegeri kita tercinta ini, karena kita suka diapusi di bodoh2in makanya sampai saat ini kita masih dan tambah bodoh, “kacian degh lo”, kita dulu bukan tidak tahu tetapi sebagian besar kita tidak nyandak, ora sampe ilmunya, faktor utama adalah makin banyaknya para MANIPULATOR yang berbekal pengetahuan POLITIK yang cekak, dan mengendarai PARPOL, berkolaborasi nah mereka inilah yang membalikan yang BENAR menjadi SALAH, yang SALAH terus2an BENAR, dunia jadi jumpalitan, makanya rakyat kecil yang bertahan untuk hidup jadi bingung karena untuk hidup mereka harus Akrobat(masih saudaranya Sulap) kaki dijadiin kepala, sedangkan kepala dijadikan apa ya?, kaki! Betul dan ini bukan Sulap coy , makasih untuk Pesulap2 Indonesia anda berani mengatakan dan memvisualisasikan KEBENARAN juga ‘tuk para ahli pasal 378 KHUP, ya ALLAH pemilik Kebenaran yang Hakiki, berikan kami kekuatan untuk mengatakan dan menyatakan yang Benar itu Benar, dan mengakui yang Salah itu Salah, seandai ini dapat terwujud(kita harus optimis ), Alhamdullillah damai sejahteralah kita Dunia dan Akhirat, apalagi pelajaran Sulap dimasukan kedalam kurikulum, amboi tidak akan UN(ujian nasional) jadi ajang adu nyali eh salah adu Sulap.
ZAMKHA 200309
Friday, January 2, 2009
LINTAS WAKTU
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian
Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan saling berpesan dengan
Kebenaran dan saling berpesan dengan kesabaran
(QUR’AN – srt Al-Asr)
Saat maju menapaki lintas waktu yang akan datang, alangkah bijaknya kalau KITA terfa
kur sejenak, seraya berucap syukur kepadaNYA, betapa banyak masa yang terlewat dengan
percuma, tanpa berbuat apa apa, karena penyesalan tidak mendahului perbuatan, maka ikuti
perintahNYA, “bacalah” alam ini, dirimu, bacalah sekelilingmu, baca dan mengertilah apa mau
nya TUHANmu, niscaya menapaki waktu tidak sia-sia, karena cahayaNYA menerangi HATImu
menerangi PIKIRANmu, yang tentunya akan membuatmu menjadi insan yang berIMAN, kokoh
ketika memasuki lorong waktu yg panjang dan gelap penuh dengan kepul asap, yang bisa membuat KITA terjebak dalam LABIRIN yang penuh liku tanpa tahu akan keluar pada ujung yang mana asapun hilang, kesalpun terus menggumpal, mabuk dalam amuk, marah lawan marah tidak peduli orang lain sengsara, benih apatis terus tumbuh karena kita bukan saling memberi kasih sayang tetapi saling melontar dendam, bukan saling mengingatkan dalam kebaikan tetapi saling menjerumuskan dalam lembah kepalsuan dan kebohongan yang akan tentunya akan membutakan KITA akan kebenaran, sehingga langkah kedepan menjadi salah arah, sabar dan tulus untuk peduli, karena peduli adalah “masa” ‘tuk membantu sesama, yang seharusnya KITA cintai karena CINTA, adalah anugerah yang besar dari TUHAN.
Mari KITA menjadi orang yang menghargai WAKTU, sebagai ujud rasa SYUKUR, dan jangan
Pernah menunda nunda, seperti apa yang dikatakan oleh JOHANN WOLFGANG von GOETHE
“ Apa pun yang dapat kamu lakukan atau yang kamu rasa mampu lakukan, lakukanlah sekarang
juga, Mulailah !! Dalam keberanian itu terdapat kecerdasan, kekuatan dan keajaiban”. Mudah2an diruang waktu kedepan KITA tidak tercekik oleh waktu dan tidak rugi oleh WAKTU
karena itu pergunakan Waktu Muda sebelum datang waktu Tua mu, dan pergunakan waktu hidupmu sebelum datang waktu kematian mu, semoga KITA termasuk orang2 yang sabar kalau KITA hendak menjadi kekasihNYA.
ZAMKHA
3 Jan 2009
Thursday, December 11, 2008
EKONOMI 1000 RUPIAH
Hari minggu lalu tiba-tiba berkeinginan pergi ke Bogor untuk membeli soto mie Bogor yang tersohor itu. Tidak ada penjual soto mie yang spesifik namun biasanya sang penjual akan berada disekitar toko asinan Gedong Dalem. Terbersit pula untuk mencoba menaiki kereta api dan berangkat melalui stasiun Tebet. Menurut informasi petugas stasiun, kereta rel listrik/KRL yang menuju Bogor lebih cepat untuk menaiki kelas ekonomi.Walaupun hari Minggu, peron stasiun, dipenuhi oleh berbagai jenis calon penumpang dan tentu nya dengan berbagai profesi. Mereka semua sedang menunggu kedatangan kereta listrik berikutnya. Ketika kereta listrik tiba, dengan cepat para calon penumpang ini berlarian mengejar kereta listrik yang sebenar nya sebentar lagi akan berhenti.Kereta listrik hanya berhenti kurang dari 1 menit, namun semua calon penumpang telah menjadi penumpang. Kereta mulai berjalan setelah diumumkan lewat pengeras suara yang suara nya tidak jelas seperti orang berkumur. Nampaknya setiap orang mengerti isi pengumuman karena tidak ada yang tertinggal.Isi penumpang kereta api hampir merupakan miniatur Indonesia. Ada mahasiswa/mahasiswi, ada pelajar yang tidak berseragam, ada tentara, ada ibu rumah tangga pulang dari pasar, ada petugas KUA, ada ustadz yang akan berangkat ke majelis ta’lim, banyak sekali pedagang dan setiap tiga menit gerbong dilewati oleh peminta-minta. Sebagian penumpang yang mendapat tempat duduk berusaha untuk tidur. Apalagi para laki-laki yang didekatnya berdiri seorang manula atau wanita. Ada yang benar-benar tertidur.Pedagang yang berlalu-lalang menjual bermacam-macam barang yang sepenuhnya mendukung berjalan nya ekonomi seribu rupiah. Barang-barang yang diperdagangkan semua berharga Rp 1.000,-. Permen jahe yang dibuat oleh industri rumahan di Sukabumi berisi 10 butir per bungkus. Koran lokal –Radar- maupun nasional –Sindo- Media – dst. per eksemplar. Gambar tempel Sinchan, Transformer, Hello Kitty atau Dora Emon per lembar. Nangka kupas berisi lima butir. Sisir plastik. Penjepit rambut plastik. Karet pengikat rambut aneka warna. Tahu Sumedang berisi 10 butir per bungkus plastik. Buku teka-teki silang yang masih kosong (kalau sudah di isi tidak dijual lagi). Kue gemblong khas Cipanas namun berukuran kecil sebutir. Kue onde-onde 2 butir. Lontong atau mungkin arem-arem kecil sebatang. Rokok yang diketeng batang per batang. Minuman dalam gelas plastik atau botol plastik berharga kelipatan Rp 1.000,-. Komik-komik tipis per eksemplar. Mainan anak-anak dari kertas. Ada tukang buah dengan pikulan membawa buah pisang dan papaya mengingatkan lagu lama – Adi Karso dan Mas Yos El Shinta jadul (‘Pepaya Mangga Pisang Jambu .. Dibawa dari Pasar Minggu .. Disana banyak penjual nya .. Dikota banyak pembeli nya ..) Wahana untuk dagang juga beraneka bentuk. Ada box plastik yang ditumpuk empat dan diberi roda sehingga dapat didorong kemana-mana. Gantungan yang memang diberi tali penggantung sehingga dapat digantungkan pada pipa pemegang yang menempel dilangit-langit kereta. Atau minuman botol dan gelas plastik dalam ember karet hitam dengan pegangan yang dilapisi kain agar lembut. Atau sekedar kotak aqua yang digantungkan dengan tali di leher.Peminta-minta juga bermacam-macam. Gerbong per gerbong dilewati setiap tiga menit oleh peminta-minta yang berbeda. Yang pertama tiba sepasang suami isteri yang sudah tua dan buta. Disusul oleh seorang wanita buta dengan membawa tape dan pengeras suara menyanyikan lagi ‘Termiskin Di Dunia’. Berikutnya seorang laki-laki yang membawa formulir untuk di isi beserta kotak sumbangan bagi pesantren ‘entah dimana’. Seorang wanita bersama seorang anaknya yang yang tidak berkaki namun sang anak nampak nya amat ceria bermain dan ‘merayap’ sepanjang lorong gerbong. Seorang laki-laki yang juga tidak berkaki merayap meminta-minta dengan tangkas disela-sela kaki penumpang dengan membawa kantung kertas. Kembali seorang laki-laki buta berjalan meminta-minta dengan tongkat tanpa tersesat dan lincah melompati bordes. Sekelompok pemuda turut mengamen membawa gitar dan drum kecil dengan sang vokalis membawa maracas menyanyikan lagu ‘Laskar Pelangi’. Suaranya bagus dan kompak tidak fals. Kalau ada produser mungkin tertarik untuk rekaman di studio. Beberapa penumpang menjulurkan tangan memberikan uang kertas seribu rupiah kepada peminta-peminta dan pengamen yang mendukung ‘ekonomi seribu rupiah’.Ada artikel yang menulis tentang tidak berharga nya uang rupiah karena tidak ada lagi uang dengan nominal Rp 1,-. Bahkan uang logam Rp 100,- sudah banyak ditinggalkan. ‘Pak Ogah’ yang sudah ‘ogah’ menerima pecahan logam Rp 100,- tersebut. Dan ada khabar bahwa uang logam Rp 1.000,- lebih berharga dijual sebagai besi yang 1 kg nya pernah berharga Rp 12.000,-.Tiba di Stasiun Bogor dengan lebih kaya pengalaman. Naik ke angkutan umum dan pembayaran lebih banyak dilakukan dengan uang kertas Rp 1.000,- . Seseorang yang membayar dengan mata uang Rp 50.000,- kena marah dari sang sopir karena dianggap sekedar hanya mau menukarkan uang. Sopir hanya memegang lembaran kertas Rp 1.000 saja di tangan nya. Uang logam Rp 500,- hanya digeletak kan di dashboard saja dan terkadang hanya untuk beli minuman gelas plastik seharga Rp 1.000,- saja.Uang kertas Rp 1.000,- memegang peranan yang penting dalam transaksi-transaksi sehari-hari dari warga masyarakat. Sering-sering kita tidak merasakan ini karena mungkin sudah berada di ekonomi lima ribu rupiah (besaran mata uang Rupiah terdekat) atau Rp 10.000, Rp 50.000 namun tidak akan pernah melebihi Rp 100.000,-. Kecuali jika pemerintah bermaksud untuk mencetak mata uang dengan denominasi yang lebih besar. Lembar Rp 1.000.000 misalnya, yang senilai dengan US$100 beberapa bulan yang lalu. Tetapi lebih baik memperbaiki saja nilai mata uang dengan denominasi yang kecil saja. Sulit untuk bertransaksi untuk transaksi beli nasi bungkus seharga ekivalen Rp10.000.000 seperti yang terjadi di Nigeria.Kalau pemerintah bermaksud mengganti mata uang, lebih baik lembaran uang kertas Rp 1.000 saja yang diganti dengan bahan yang lebih kuat dan tahan cuaca. Tidak usah khawatir dipalsukan karena sebenarnya harga kertas dan ongkos cetak nya masih lebih besar dari nilai nominal nya yang Rp 1.000,-
Ini adalah suatu catatan perjalanan teman saya namanya BAMBANG WIDYA SUHARTO, karena presiden kita nama juga disingkat maka KITA teman2nya sepakat menggunakan dan memanggil dengan akronim BWS, nggak ada kaitan dan juga bukan yang mana dari pada klan SOEHARTO yang katanya senyumnya kaya SEMAR(makanya jadi pemegang SUPER SEMAR) begitu ceritanya dan saya sudah yang mana minta ijin walaupun cuma melalui saluran telepon selular.
disadur oleh ZAMKHA pada tgl 11122008
Sunday, November 30, 2008
JAGA HATI JAGA MULUT
Mulut bisa menerkam diri kita, ya ialah masak iyadonk itu kalau kita kerjaannya cuma ngumbar janji2 yang tak pasti kaya sebagian besar anggota Dewan dan Pembesar negeri ini, mulut yang mudah sesumbar dengan janji2 kosong bisa terserang bau mulut, baunya
bisa kaya "jamban wc umum", lain dengan orang yang berpuasa bau mulutnya seperti KASTURI, mulut lebih tajam dari pedang dan pena, dan mulut bisa jadi sumber bencana,
fitnah, khan kita tahu fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan, Paskah Suzeta pernah
diancam 'tuk Sumpah Palsu karena dari mulutnya keluar kebohongan dan kepalsuan. Apa benar? kebenaran cuma keluar dari mulut mereka yang MABUK dan dari mulut ANAK KECIL?. maka pantaslah kalau orang yang bijak bilang "MULUTMU HARIMAUMU" salah mempergunakan cangkem, masuk kerangkeng bareng macan loreng habis degh badan dicabik cabik mulut macan, kacian degh lo! jaga mulut bukan berarti diam, memang sich DIAM ITU EMAS tetapi diam dan cuma berdoa dalam hati itu adalah bukti dari selemah lemahnya IMAN,yang paling baik ada Sinkronisasi dan Harmoni antara HATI,PIKIRAN dan UCAPAN sehingga tidak lari antara Janji dan Realita/kenyataan, makanya bagi mereka
yang thn 2009 berebut kursi, peliharalah MULUTMU jangan kamu sebarkan RACUN kepada KAMI,yang sudah bosan dan mulut kamipun enggan dengan ASUPAN seperti itu, jadi susah
buang hajat alias sembelit, khan bisa repot "pusing tujuh keliling" terguling guling
dilantai tetapi tidak seperti orang AYAN mulutnya berbusa, kaya busa buang/limbah usaha LAUNDRY KILOAN. Mulut Koruptor terus aja nganga dijejali harta2 HARAM dan uang
SOGOKAN, pengadil alias WASIT yang disuap biasanya meniup peluit dengan mulutnya
terhadap "kejadian yang tidak terjadi" akhirnya mulutnya bonyok dan jontor dihajar
pemain dan penonton( PENONTON sendiri apa lagi mulutnya Auzubillahminzalik seenaknya aja maki2 dengan kata2 kotor lebih dari air comberan) lha iyalah pantas mereka berbuat begitu itu hanya sebagai EFEK dari kondisi ekonomi yang menghimpit mereka.
Marilah KITA jaga mulut ini untuk selalu berzikir dan berkata BENAR walapun terasa pahit, katanya doa yang keluar dari mulut mulut mereka yang TERANIAYA pasti dikabulkan oleh ALLAH SWT.
ZAMKHA